APAKAH CINTA ITU?



Apakah cinta?

Pertanyaan ini tiba2 muncul di pikiran. Mungkin karena saya lagi jatuh cinta (lagi) dengan istri yang saya nikahi hampir 9 tahun lalu. Atau juga mungkin karena saya baca berita artis-artis yang cerai dengan alasan sudah tidak ada cinta. Sehingga mungkin setelah bercerai mereka bebas untuk mencari cintanya yang hilang itu pada pria/wanita lain.

So apakah cinta itu?

Apakah cinta itu sebuah perasaan sehingga dia bisa hilang?
Apakah cinta itu sebuah keputusan sehingga ketika seseorang memutuskan untuk mencintai maka dia akan terus berpegang  pada keputusan itu atau karena ini pula seseorang bisa berkata bahwa dia telah membuat sebuah keputusan yang salah?

So apakah cinta itu?

Cinta memiliki banyak bentuk. Dari hal sederhana seperti sebuah pelukan yang kita dapatkan di saat kita terbangun di pagi hari dan sebuah kecupan sebelum kita tidur.

Bentuk cinta yang paling murni adalah ketika kita mengorbankan diri kita untuk sesuatu hal atau orang lain siapapun dia terlepas dari dia atau sesuatu itu berhak mendapatkannya atau tidak.

Ada satu quote tentang cinta yang bagus banget dari C. S. Lewis dalam bukunya The Four Loves. Dia bisa menjelaskan cinta dengan cara yang berbeda:

“There is no safe investment. To love at all is to be vulnerable. Love anything, and your heart will certainly be wrung and possibly be broken. If you want to make sure of keeping it intact, you must give your heart to no one, not even to an animal. Wrap it carefully round with hobbies and little luxuries; avoid all entanglements; lock it up safe in the casket or coffin of your selfishness. But in that casket — safe, dark, motionless, airless – it will change. It will not be broken; it will become unbreakable, impenetrable, irredeemable. The alternative to tragedy, or at least to the risk of tragedy, is damnation. The only place outside Heaven where you can be perfectly safe from all the dangers and perturbations of love is Hell.”

Cinta itu sebuah investasi. Kita menginvestasikan waktu dan tenaga kita untuk sesuatu yang kita cintai. Dan di sana selalu ada kemungkinan untuk gagal dan tersakiti. Tapi di sana juga kita akan menemukan surga. Ketika kita tetap belajar dari kegagalan tanpa menjadi keras/batu, kita akan menemukan surga itu.

Jadi terpikir, dulu saya pernah merasa bosan dan lelah akan pekerjaan yang saya lakukan. Saya menginvestasikan waktu dan tenaga gw 8-10 jam di pekerjaan yang tidak bisa saya nikmati. Man, it was so devastating.
Saya punya pilihan untuk berhenti kerja atau belajar mencintai pekerjaan tersebut. Singkat cerita, saya pilih yang kedua. Saya pilih untuk belajar mencintai pekerjaan yang saya lakukan. Saya mencari diri saya di dalam pekerjaan itu, kontribusi apa yang bisa saya berikan, yang bisa mendatangkan kepuasan untuk diri saya.
Saya investasikan waktu untuk belajar tentang pekerjaan tersebut. Investasikan pikiran saya untuk pekerjaan ini. Dan segera, saya menemukan diri saya menikmati pekerjaan itu. Tantangan tetap ada tapi sekarang saya bisa merespon dengan lebih baik. I found my heaven in my job.

Lalu saya coba masukkan pola ini dalam relationship. Ternyata pattern yang sama juga berlaku. Ketika kita menginvestasikan waktu, pikiran dan tenaga kita untuk relationship kita, we will find heaven in our relationship.
Tidak mudah memang untuk menyatukan dua kepala, untuk menundukkan ego, untuk mengatakan kata maaf di saat kita sedang marah, untuk memaafkan kesalahan pasangan kita, untuk meletakkan masa lalu di masa lalu dan bergerak ke masa depan. Semua hal ini membutuhkan investasi waktu, tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. Tapi disitulah cinta bekerja. Ketika kita memutuskan untuk mau menginvestasikan waktu, tenaga dan pikiran untuk relationship kita. Our love to our spouse is growing.

Ada satu quote lagi yang menyatakan tentang cinta dari Fyodor Dostoyevsky dalam bukunya  The Brothers Karamazov:

What is hell? I maintain that it is the suffering of being unable to love.

Ketika kita tidak bisa mencintai, kita ada di neraka. Kita larut dalam sakit hati, kemarahan, kepahitan, perasaan kita menjadi tumpul. Hidup kita menjadi datar, kita melihat dunia tanpa ada harapan, dunia yang menyebalkan, dunia yang hanya bisa menyakiti kita sehingga tanpa kita sadari kita menyakiti dunia di sekitar kita. Hell on earth…

So apakah cinta itu?

Setelah menyampaikan semua hal diatas, menurut saya, cinta itu adalah sebuah keputusan.
Sebuah keputusan yang kita ambil dengan sikap siap menerima segala konsekuensinya.
Konsekuensi yang tidak selalu menyenangkan, kadang menyakitkan dan tidak mengenakkan.
Tapi kalau kita tetap berpegang teguh pada keputusan itu, keep doing love, then you will find your heaven.

Because love never fails. 

Comments

Popular posts from this blog

DIMANA ADA KEMAUAN, DISITU ADA JALAN

BANGKIT DARI KEGAGALAN

HIDUP BAHAGIA TANPA PUNYA BANYAK UANG